Budidaya Ikan Mas
Saat ini ikan mas
mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri
dari ras disebabkan oleh adanya
interaksi antara genotipe dan lingkungan
kolam, musim dan cara pemeliharaan
yang terlihat dari penampilan bentuk fisik,
bentuk tubuh dan warnanya. Adapun
ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas
adalah sebagai berikut:
1) Ikan mas punten: sisik berwarna
hijau gelap; potongan badan paling pendek;
bagian punggung tinggi melebar; mata
agak menonjol; gerakannya gesit;
perbandingan antara panjang badan dan
tinggi badan antara 2,3:1.
2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna
hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih
gelap; punggung tinggi; badannya
relatif pendek; gerakannya lamban, bila
diberi makanan suka berenang di
permukaan air; perbandingan panjang
badan dengan tinggi badan antara
3,2:1.
3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna
kuning muda; badan relatif panjang; mata
pada ikan muda tidak menonjol,
sedangkan ikan dewasa bermata sipit;
gerakannya lamban, lebih suka berada
di permukaan air; perbandingan
panjang badan dengan tinggi badan
antara 3,6:1.
4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna
hijau kekuning-kuningan; badan relatif
panjang; penampang punggung membulat;
mata agak menonjol; gerakan
lebih gesit dan aktif; perbandingan
panjang badan dengan tinggi badan
antara 3,5:1.
5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat
panjang dan bersisisk penuh; warna sisik
bermacam-macam seperti putih, kuning,
merah menyala, atau kombinasi dari
warna-warna tersebut. Beberapa ras koi
adalah long tail Indonesian carp,
long tail platinm nishikigoi,
platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi,
shusi nishikigoi,
kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku
nshikigoi dan long tail
taishusanshoku nishikigoi.
Dari sekian banyak
strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang
berkembang karena diduga orang Jawa
Barat lebih menyukai ikan mas yang
berbadan relatif panjang. Ikan mas
majalaya termasuk jenis unggul yang
banyak dibudidayakan.
Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan Mas
1) Tanah yang baik untuk kolam
pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos. Jenis tanah tersebut
dapat menahan massa air yang besar
dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk
pembuatan kolam berkisar antara 3-5%
untuk memudahkan pengairan kolam
secara gravitasi.
3) Ikan mas dapat tumbuh normal, jika
lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan
ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh
dan tidak tercemar bahan-bahan kimia
beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Ikan mas dapat berkembang pesat di
kolam, sawah, kakaban, dan sungai air
deras. Kolam dengan sistem
pengairannya yang mengalir sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik
ikan mas. Debit air untuk kolam air
tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan
untuk pembesaran di kolam air deras
debitnya 100 liter/menit/m3.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah
antara 7-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
Pedoman Teknis Budidaya Ikan Mas
Penyiapan Sarana dan
Peralatan
1) Kolam
dibangun di lahan yang landai dengan
kemiringan 2–5% sehingga
memudahkan pengairan kolam secara
gravitasi.
a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan
intensitas pengelolaannya.
Sebagai contoh untuk 100 kg induk
memerlukan kolam seluas 500 meter
persegi bila hanya mengandalkan pakan
alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg
induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam
sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah
dengan dilapisi anyaman bambu
bagian dalamnya. Pintu pemasukan air
bisa dengan paralon dan dipasang
sarinya, sedangkan untuk pengeluaran
air sebaiknya berbentuk monik.
b. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam
tanah atau bak tembok.
Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung
jumlah induk yang dipijahkan
dengan bentuk kolam empat persegi
panjang. Sebagai patokan bahwa
untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg
memerlukan luas kolam sekitar 18
m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam
dibuat miring kearah
pembuangan, untuk menjamin agar dasar
kolam dapat dikeringkan. Pintu
pemasukan bisa dengan pralon dan
pengeluarannya bisa juga memakai
pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau
pintu monik. Bentuk kolam
penetasan pada dasarnya sama dengan
kolam pemijahan dan seringkali
juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada
kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang
ada telurnya.
c. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik
adalah segi empat. Untuk kegiatan
pendederan ini biasanya ada beberapa
kolam yaitu pendederan pertama
dengan luas 25-500 m2 dan pendederan
lanjutan 500-1000 m2
per
petak.
Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/
pembuangan
dengan pintu berbentuk monik. Dasar
kolam dibuatkan kemalir (saluran
dasar) dan di dekat pintu pengeluaran
dibuat kubangan. Fungsi kemalir
adalah tempat berkumpulnya benih saat
panen dan kubangan untuk
memudahkan penangkapan benih. dasar
kolam dibuat miring ke arah
pembuangan. Petak tambahan air yang
mempunyai kekeruhan tinggi (air
sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak
penyaringan.
Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam
usaha pembenihan ikan mas
diantaranya adalah: jala, waring
(anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu
untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember,
baskom berbagai ukuran, timbangan
skala kecil (gram) dan besar (kg),
cangkul, arit, pisau serta piring
secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang
digunakan untuk memanen/menangkap ikan
mas antara lain adalah
warring/scoopnet yang halus, ayakan
panglembangan diameter 100 cm, ayakan
penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba
kupyak, fish bus (untuk
mengangkut ikan jarak dekat), kekaban
(untuk tempat penempelan telur
yang bersifat melekat), hapa dari kain
tricote (untuk penetasan telur secara
terkontrol) atau kadang-kadang untuk
penangkapan benih, ayakan
penyabetan dari alumunium/bambu,
oblok/delok (untuk pengangkut benih),
sirib (untuk menangkap benih ukuran 10
cm keatas), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring
nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan
yang berumur satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi
ukurannya lebih besar), jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan
konsumsi).
Dikutip: dari berbagai sumbe
Dikutip: dari berbagai sumbe
Posted by 01.05 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar