Bagaimana Cara Budidaya Ikan Mas ? Cara Mudah ! ~ Bos Blog

Bagaimana Cara Budidaya Ikan Mas ? Cara Mudah ! ~ Bos Blog

Budidaya Ikan Mas
Budidaya ikan mas

Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri
dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan
kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik,
bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas
adalah sebagai berikut:

1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek;
bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit;
perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.

2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih
gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila
diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang
badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.

3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata
pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit;
gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan
panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.

4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif
panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan
lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan
antara 3,5:1.

5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik
bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari
warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp,
long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi,
shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku
nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi.

Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang
berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang
berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang
banyak dibudidayakan.

Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan Mas

Budidaya Ikan Mas
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar
dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.

2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%
untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

3) Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian antara 150-1000 m dpl.

4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh
dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.

5) Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air
deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air
tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras
debitnya 100 liter/menit/m3.

6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.

7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.

Pedoman Teknis Budidaya Ikan Mas


Penyiapan Sarana dan Peralatan

1) Kolam
Contoh kolam yang baik
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam
dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya.
Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter
persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu
bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang
sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.

b. Kolam pemijahan

Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok.
Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan
dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa
untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18
m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah
pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu
pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai
pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam
penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali
juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.

c. Kolam pendederan

Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan
pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama
dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak.
Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan
dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran
dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir
adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk
memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah
pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air
sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.

Peralatan

Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas
diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu
untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,
baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),
cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan
mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan
panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat
menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk
mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur
yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara
terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan
penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),
sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk

segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

Dikutip: dari berbagai sumbe



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Syauqi97, Published at 01.05 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar