Budidaya Ikan Gurame – Halo, sahabat bos blog bagaimana kabar kalian, semoga tetap sehat
dan dilancarkan rezekinya. di tahun baru ini kita harus memulai sesuatu yang baru,
semangat baru, motivasi baru, dan mencari peluang bisnis yang baru. Dalam
artikel kali ini saya akan membagikan kepada sobat tentang Budidaya Ikan Gurame. Sobat pasti sudah tahu kan apa itu ikan gurame.
Ikan gurame mempunyai
nilai ekonomis yang sangat tinggi. disamping rasanya yang lezat dan empuk, ikan
ini pun digemari banyak orang. Sudah menjadi tradisi dalam setiap kendurian,
ikan gurame selalu menjadi syarat utama hidangan. Disamping rasanya itu,
perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya, sehingga
banyak petani ikan yang mulai menggemari, membudidayakan ikan ini, karena harga
dari setiap bibitnya yang murah dapat menghasilkan keuntungan 3 kali lipat dari
harga bibit.
SEJARAH
SINGKAT
Gurame merupakan jenis ikan
konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar,bagian punggung
berwarna merahsawo dan bagian perut berwarna kekuning kuningan/keperak-perakan.
Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae,keturunan Helostoma
dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan
daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia,
Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis
lain. Di Indonesia, orang Jawa menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan
kalau,
kala, kalui, sedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant
Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg. manfaat
dari ikan gurame bagi manusia adalah sebagai penyediaan protein hewani.
TEKNIK BUDIDAYA IKAN
GURAME
Penyiapan Sarana dan
Peralatan
Jenis kolam yang umum
dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara
lain:
a. Kolam penyimpanan
induk
Kolam ini berfungsi
untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan
kematangan telur dan
memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam
dan kepadatan kolam
induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
b. Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam
tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan
kepadatan kolam induk
1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi
(tergantung dari
sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air
berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100
cm; dasar kolam
sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur
berupa injuk atau
ranting-ranting.
c. Kolam pemeliharaan
benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak
lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam
antara 30-50 cm.
Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama
pemeliharaan di dalam
kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu,
pada saat benih ikan
berukuran 3-5 cm.
d. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran
berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan
membesarkan benih
selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam
pemeliharaan ini
diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah
penebaran bibit
sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
e. Kolam/tempat
pemberokan
Merupakan tempat
pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan
kolam adalah sebagai berikut:
a. Ukurlah tanah 10 x
10 m (100 m2).
b. Buatlah
pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian
bawahnya 1 m dan
tingginya 1 m.
c. Pasanglah
pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air.
Aturlah tinggi
rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan
air.
d. Cangkullah tanah
dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi.
Tanah akan jadi
lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan
tertutup, dan air
tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam
dibuat miring ke arah
pintu keluar air
e. Buatlah saluran
ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu
masuk air ke pintu
keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f. Keringkanlah kolam
induk dengan 2 karung pupuk kandang yang
disebarkan merata,
kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu,
agar pupuk hancur dan
meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta
menguji agar kolam
tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
Peralatan
Alat-alat
yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah:
jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara
induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan
skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi
(secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan
peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain
adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm,
ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba
kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat
penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk
penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih,
ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),
sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap
ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet
(untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk
menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
PERSYARATAN LOKASI
KOLAM
1) Tanah yang baik
untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos dan
cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat menahan
massa air yang besar
dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah
yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%untuk memudahkan pengairan
kolam secara gravitasi.
3) Ikan gurame dapat
tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
4) Kualitas air untuk
pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak
terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah
pabrik.
5) Kolam dengan
kedalaman 70-100 cm dan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara
tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3
liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara polikultur, debit air yang
ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6) Keasaman air (pH)
yang baik adalah antara 6,5-8.
7) Suhu
air yang baik berkisar antara 24-28 derajat C.
Cara Memilih Bibit Ikan Gurame Yang Baik.
Berikut
adalah ciri-ciri bibit ikan gurame yang baik. sebagai berikut:
a. Memiliki sifat
c. Ukuran kepala
relatif kecil
d. Susunan sisik
teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidakluka.
e. Gerakan normal dan
lincah.
f. Bentuk bibir indah
sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g. Berumur antara 2-5
tahun.
Adapun ciri-ciri
untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a. Betina
- Dahi
meninjol
- Dasar sirip dada
terang gelap kehitaman.
- Dagu putih
kecoklatan.
- Jika diletakkan
pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut
distriping tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada
terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan
pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika
perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Pemeliharaan
Induk
Induk-induk terpilih
(20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam
kolam penyimpanan
induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat
antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore
hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2
kali seminggu dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.
PEMIJAHAN
Pemasukan
air dilakukan pagi-pagi sekali, sehingga menjelang jam 10.00
kolam telah berisi
air setengahnya. Induk-induk yang telah lolos seleksi dimasukkan dalam kolam
dengan hati-hati dan penuh kasih sayang. Perbandingan jumlah antara induk
jantan dan betina biasa 1 : 1 - 14. Dengan harapan induk jantan paling sedikit
bisa mengawini dua ekor induk betina dalamsatu tarikan.
Setelah
dilepaskan dalam kolam pemijahan biasanya induk jantan tidak
otomatis langsung
membuat sarang, tetapi terlebih dahulu berjalan-jalan,
berenang kesana-sini
mengenal wilayahnya. Setelah 15 hari sejak dilepaskan,
induk jantan biasanya
sudah langsung disibukkan oleh kegiatannya membuat
sarang.
Garis
tengah sarang biasanya kurang lebih 30 cm, yang biasanya dikerjakan
oleh induk jantan ini
selama seminggu (7 hari). Setelah sarang selesai dibuat, induk jantan
cepat-cepat mencari dan merayu induk betina untuk bersama-sama
memijah disarang.
Induk betina ini akan menyemprotkan telur-telurnya kedalam sarang melalui
lubang sarang yang kecil, kemudian jantan akan menyemprotkan spermanya, yang
akhirnya terjadilah pembuahan didalam istana ijuk ini.
Tidak
seperti halnya ikan mas yang pemijahannya hanya beberapa jam saja, pemijahan
ikan gurame ini biasanya berlangsung cukup lama. Induk jantan bertugas menjaga
sarang selama pemijahan berlangsung. Setelah pemijahan selesai, biasanya
giliran induk betina yang bertugas
menjaga keturunannya,
dengan terlebih dulu menutup lubang sarang dengan
ijuk atau rumputan
kering.
Dengan
nalurinya sebagai orang tua yang baik, biasanya induk betina ini
menjaga anaknya
dengan tak lupa mengipaskan siripnya terutama sirip ekor
kearah sarang.
Gerakan sirip induk betina ini akan meningkatkan kandungan
oksigen terlarut
dalam air. Air dengan kandungan oksigen yang cukup akan
membantu menetaskan
telur-telur dalam sarang. Sebab seperti diketahui,
telurpun butuh
oksigen dalam prosesnya menjadi benih ikan.
Sementara dengan
kasih sayang induk betina menjaga keturunanya, induk jantan akan kembali
menyusun sarang dan memikat induk betina yang lainnya untuk
melanjutkan
keturunannya.Dari atas kolam kita bisa mengetahui induk-induk yang telah
memijah tanpa turun ke kolam dengan melihat adanya bau amis, dan terlihat
adanya lapisan minyak tepat di atas sarang pemijahan.
PENETASAN
Penetasan
telur bisa dilakukan di paso, aquarium atau pun ember-ember plastik. Cara
memindahkan telur dari dalam sarang ke paso/aquarium dilakukan dengan hati-hati
tidak terlalu kasar untuk menghindari agar telur tidak pecah. Sarang bahan dari
ijuk yang ada 5 cm dibawah permukaan air dan telah ditutup rapat, diangkat
dengan cara dimasukkan kedalam ember yang berisi 3/4 bagian ember.
Sarang
menghadap ke atas dan ditenggelamkan kemudian perlahan-lahan tutup sarang
dibuka, maka telur-telur akan keluar dan mengambang dipermukaan air.
Selanjutnya telur diangkat dengan mengunakan piring kecil untuk dipindahkan ke
pasoaquarium atau ember bak yang telah diisi air bersih yan sudah diendapkan.
Penggantian air dilakukan secara rutin agar telur-telur menetas dengan sempurna
dan telur yang tidak menetas segera dikeluarkan. Telur akan menetas dalam tempo
30 ~ 36 jam
PENDEDERAN
Selama 5 hari
benih-benih belum membutuhkan makanan tambahan, karena masih mengisap kuning
telur (yolk sack). Setelah lewat masa itu benih membutuhkan makanan yang harus
disuplai dari luar. Oleh karenya jika masih belum ditebarkan di kolam harus
diberi makan infusoria. Jika benih hendak ditebarkan di kolam, kolam harus
dikeringkan dan dipupuk dengan pupuk kandang 1 kg/m2. Setelah
seminggu benih ditebarkan, yaitu ketika air kolam sudah berubah menjadi
kehijau-hijauan. Benih gurame umur 7 hari dapat dipasarkan kepada para pendedar
dengan system jual sarang sehinga frekwensi pembenihan dapat ditingkatkan.
Benih-benih yang
telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam Setelah
persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi
dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan
selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan
dosis 20-30% berat badan rata-rata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang
diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah
untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.
Pemeliharaan
Pembesaran
1) Pemeliharaan
pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
Ikan gurame
dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau
lele. Cara ini lebih
menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame
yang cukup lambat.
b) Monokultur
Pada pemeliharaan
gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus
berumur 2 bulan.
Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm)
diperlukan luas kolam
sekitar 1500 meter persegi
2) Pemupukan
Pemupukan dapat
dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya
dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan
makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada
waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk
kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air
disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan
selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan
pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam.
Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut
kolam.
3) Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan
gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun
di daerah yang agak
sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan
alternatif yang
sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun
pepaya, keladi,
ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun,
labu dan dadap.
Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat
meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat
dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama
5 tahun.
4) Pemeliharaan
Kolam/Tambak
Setiap habis panen,
kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan
pemupukan agar
mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih
disebarkan, kesuburan
ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
HAMA DAN PENYAKIT
Penyakit
Gangguan
yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang
disebut penyakit non
parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit.
Gangguan-gangguan non
parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya
gas-gas beracun
berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat
penangkapan atau
kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya
adalah dengan
mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
Memang diperlukan
pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk
mengetahuinya.
ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban
gerakannya.
Gangguan
lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri,
virus, jamur dan
berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit
yang disebabkan
parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
di bagian dada, perut
dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada
insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi
pucat, kadang-kadang
tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada
organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya
penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran
kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang
menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Pengobatan bagi
ikan-ikan yang sudah cukup memprihatinkan keadaannya,
dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1)
Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a. Sediakan air sumur
atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak
penampungan sesuai
dengan berat ikan yang akan diobati.
b. Buat larutan PK
sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c. Rendam ikan yang
akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60
menit dengan diawasi
terus menerus.
d. Bila belum sembuh
betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari
kemudian.
2) Pengobatan dengan
Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan
2-3,5% selama 3
mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan
tersebut dilarutkan
dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu
disiramkan ke dalam
kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3) Pengobatan dengan
garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit
mendapatkan
bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi air
bersih. setiap 100 cc
air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai
rata; (2) ikan yang
sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat
ini berbahaya,
lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3) Setelah itu
segera ikan
dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya
dipindahkan kembali
ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan
3-4 hari kemudian
dengan cara yang sama.
Hama
Bagi benih gurame
musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan
liar/pemangsa dan
beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan
sepat. Musuh lainnya
adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung pemangsa.
PANEN
Penangkapan
Pemanenan
benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya
dengan menyurutkan
air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk
diperkecil. Pasanglah
jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung
benih atau bisa juga
dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang
pengeluaran. Bibit
yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada
saat dipanen.
diminta konsumen.
Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3
tahun, ikan yang
berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat
0,3 kg/ekor,
sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35
cm dan berat badan
0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat
mencapai 40 cm dan
berat 1.5 kg/ekor. Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi
sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang
dapat menyebabkan ikan terluka.
Pembersihan
Setelah air kolam
surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok
dan dimasukkan ke
dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya
gurame saja yang
tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam
pemberokan, harus
diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan
benih dilakukan
selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu
diangkut ke pasar. Lamanya
pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.
PASCAPANEN
1) Penanganan ikan
hidup
Adakalanya ikan
konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam
keadaan hidup. Hal
yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke
konsumen dalam
keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
a. Dalam pengangkutan
gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat
C.
b. Waktu pengangkutan
hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
c. Jumlah kepadatan
ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2) Penanganan ikan
segar
Ikan segar mas
merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang
perlu diperhatikan
untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
a. Penangkapan harus
dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
b. Sebelum dikemas,
ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
c. Wadah pengangkut
harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak
dekat (2 jam
perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan
daun pisang/plastik.
Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan
seng atau fiberglass.
Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi
kotak maksimum 50 cm.
3) Ikan diletakkan di
dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa
potongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan
jumlah es dan
ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian
ikan disusun di atas
lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es
lagi dan seterusnya.
Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian
juga antara ikan
dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen
benih adalah sebagai
berikut:
1) Benih ikan harus
dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan
tidak cacat. Setelah
itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong
plastik (sistem
tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2) Air yang dipakai
media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan
penyakit serta bahan
organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air
sumur yang telah
diaerasi semalam.
3) Sebelum diangkut
benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat
pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan
aerasi yang baik. Bak
pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m
atau 2 m x 0,5 m.
Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat
menampung benih ikan
mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5
cm. Jumlah benih
dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran
benihnya.
4) Berdasarkan
lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi
menjadi dua bagian,
yaitu:
a. Sistem terbuka
Dilakukan untuk
mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak
memerlukan waktu yang
lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap
keramba dapat diisi
air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar
5000 ekor benih
ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk
pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu
lebih dari 4-5 jam,
menggunakan kantong plastik. Volume media
pengangkutan terdiri
dari air bersih 5 liter yang diberi buffer
Na2(hpo)4.1H2O sebanyak
9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang
diangkut dengan
kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam
kantong plastik
kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan
kantong plastik ke
permukaan air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan
ke kantong plastik
sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga
(air:oksigen=1:2);
(4) kantong plastik lalu diikat. (5) kantong plastik
dimasukkan ke dalam
dos dengan posisi membujur atau ditidurkan. Dos
yang berukuran
panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat
diisi 2 buah kantong
plastik.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan
adalah sebagai
berikut:
1) Siapkan larutan
tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam
10 liter air bersih).
2) Buka kantong plastik,
tambahkan air bersih yang berasal dari kolam
setempat sedikit demi
sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik
terjadi
perlahan-lahan.
3) Pindahkan benih
ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2
Menit
4) Masukan benih ikan
ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan
benih ikan diberi
pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan
dengan tetrasiklin 25
ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat
juga digunakan obat
lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin
sebanyak 4% selama
3-5 menit.
5) Setelah 1 minggu
dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
Posted by 15.34 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar